Kisah Dewi, Penderita HIV/AIDS yang Ditularkan Suami yang Suka ‘Jajan’

Kisah Dewi, Penderita HIV/AIDS yang Ditularkan Suami yang Suka ‘Jajan’

Sempat Shock, Kini Menjadi Aktivis Peduli Penderita HIV/AIDS

\"hiv-aids\"

Dari ratusan penderita HIV/AIDS yang ada di Provinsi Bengkulu, ternyata ada orang-orang yang tak berdosa menjadi kelompok yang terserang penyakit yang belum ada obatnya itu. Diantaranya istri yang ditularkan suaminya yang suka jajan, atau anak yang ditularkan melalui darah ibunya.

Rewa Yoke D, Kota Bengkulu

Seperti yang dialami Dewi (nama samaran), seorang ibu rumah tangga yang menjadi salah satu kelompok yang menderita HIV/AIDS. Beberapa ibu rumah tangga yang terkena HIV/AIDS diduga karena perilaku suami yang suka \'jajan\'.

Akibatnya Dewi mau tak mau menerima \'hadiah\' yang memilukan dari suami yakni sebuah virus yang mematikan dan harus ditanggung seumur hidup. Dewi menceritakan, kado terburuk dari suaminya sejak 2014 silam. Meski shock dan sangat terpukul ketika mengetahui tertular HIV/AIDS dari suami, Dewi tak membiarkan dirinya hancur berkeping-keping.

Ia terus berjuang keras untuk bangkit agar bisa bertahan hidup. Kini Dewi justru aktif mensosialisasikan pentingnya pengobatan antiretroviral (ARV) kepada pengidap HIV/AIDS lainnya.

\"Saya adalah salah satu perempuan yang terinfeksi HIV/AIDS dari suami pada 2014. Untung saya bertemu salah satu dokter di rumah sakit di Bengkulu yang memotivasi saya untuk tetap bertahan,\" ujar Dewi, mengawali ceritanya.

Dokter yang membantu Dewi itu memang giat menangani masalah HIV/AIDS di Bengkulu memberikan saran kepada Dewi untuk tegar dan menjalani serangkaian pengobatan ARV.

Sebagai orang awam ia pun mengikuti saran dokter itu. Bahkan pertemuannya dengan dokter spesialis penyakit dalam dari rumah sakit itulah yang membuat Dewi kini menjadi pegiat HIV/AIDS. Ia mengakui bahwa hal ini tak terlepas dari kepatuhannya menjalani serangkaian pengobatan. \"Saya menjalani program ARV sejak pertama saya di diagnosa,\" ungkapnya.

Meski bisa hidup normal seperti orang pada umumnya, masih terbersit dihatinya kesedihan, karena sang ibu belum bisa menerima statusnya sebagai pengidap HIV/AIDS.

\"Ibu saya masih belum bisa menerima kondisi saya. Tapi saya memaklumi. Oleh karena itu ketika tampil sebagai aktivis HIV/AIDS saya tidak ingin diri saya terekspos untuk menghormati perasaan ibu saya,\" imbuh Dewi.

Waspadai Penularan dari Suami

Atas apa yang ia alami, Dewi pun berharap agar para istri atau ibu rumah tangga mewaspadai penularan HIV/AIDS dari sang suami. Pasalnya, tak semua istri mengetahui pasti apa yang dilakukan suami mereka di luar rumah.

\"Saya tak pernah menyangka tertular HIV dari sang suami. Tapi ini pelajaran buat saya agar lebih berhati-hati dan menjaga ketahanan hubungan dengan suami. Jangan sampai suami main dengan penjaja seks,\" lanjutnya.

Kini Dewi fokus membantu teman-teman penderita HIV/AIDS lainnya agar tidak mendapatkan diskriminasi di lingkungan kerja, rumah, bahkan saat mendapat layanan kesehatan.

\"Saya harap di sisa umur ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Bisa mengedukasi lebih banyak orang untuk tidak menjauhi penderita ODHA. Mereka juga manusia yang harus diperlakukan layak,\" tutupnya.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: